Tuesday, May 25, 2010

Memahami Australia

It’s about accepting a role in the community and doing it well

By

Galuh Yuliani

Tuesday, January 5, 2010 at 11:11pm

Memiliki kesempatan untuk tinggal sementara di luar negeri adalah sebuah anugerah. Bukan hanya sekedar kesempatan untuk melihat pemandangan yang berbeda, gedung-gedung dengan arsitektur yang unik, melihat orang dengan beragam warna kulit dan rambut, namun kesempatan untuk melihat bagaimana orang di belahan bumi lain menjalani kehidupannya.

Tidak ada yang extraordinary dari cara hidup aussie people. Umumnya, mereka bekerja dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore. Tidak banyak yang bersedia untuk bekerja lembur melebihi office hour. Di kampus, saya hampir tidak pernah melihat professor atau dosen yang ada di kantor sampai larut malam, demikian juga cukup jarang (walaupun ada) melihat mahasiswa bekerja lembur sampai tengah malam di laboratorium. Apabila kemudian Australia layak disandingkan dengan Negara maju lainnya, maka saya menyimpulkan alasan utamanya bukanlah karena warganya bekerja sangat keras, banting tulang tak mengenal waktu. Mereka bekerja ‘cukup’ dan malah lebih terkesan tidak ingin mengorbankan jam santainya untuk kegiatan kantor.

Contoh yang paling ‘obvious’ untuk menggambarkan bagaimana orang Australia sangat membatasi jam kerja, adalah mengamati jadwal buka tutup mall/toko. Jangan heran apabila pada pukul 6 atau 7 malam, sebagian besar mall atau toko sudah mulai tutup. Bagi saya, yang menganggap jalan-jalan ke mall/toko bersama keluarga sebagai refreshing, kadang merasa ‘kesepian’ dengan begitu sunyi senyapnya kota Melbourne setelah jam 7 malam. Bila kejadian ini hanya terjadi pada saat weekdays (senin-jumat), maka jangan harap weekend (sabtu-minggu) suasananya akan lain. Pada saat weekend, mall-mall justru tutup lebih awal. Bahkan di hari Minggu, mall besar hanya buka sampai jam 5 atau 6 sore. Selain karena pekerja harus dibayar dengan upah yang lebih mahal pada saat weekend, pesan yang tersembunyi seolah-olah mendorong orang untuk lebih banyak di rumah, spending time with family.

Apa yang kemudian melatarbelakangi fakta bahwa Australia merupakan salah satu negara maju di dunia, sepertinya bukan karena jam kerja warganya lebih panjang dari biasa, tapi karena obsesi individunya yang fokus pada kualitas dan efisiensi dari suatu pekerjaan. Lazimnya, upah pegawai di Negara ini dihitung berdasarkan hourly rate (jam-jam-an). Ini sebetulnya menandakan seberapa efisien perhitungan gaji pegawai oleh perusahaan. Gaji yang dibayar per-jam juga mau tidak mau membuat pegawainya jadi lebih menghargai jam kerja. Ada perasaan tidak nyaman apabila seorang pegawai dibayar untuk bekerja selama 5 jam tapi kemudian hanya menggunakan 4 jam saja untuk bekerja. Di sisi lain, perusahaan pun akan sangat jeli melihat bobot dari suatu pekerjaan dan memperkirakan berapa waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Hal ini pula lah yang sepertinya melatarbelakangi budaya on time dan sangat menghargai waktu. “Time is money” becomes a reality of life.

Masalah efisiensi ini sebetulnya sangat terasa di berbagai bidang. Seringkali saya melihat di warehouse-warehouse yang menjual berbagai macam barang (mirip gudang yang disulap menjadi toko) hanya ada satu orang yang kita temui di dalam toko yang sedemikian luas. Apabila kita ingin memilih barang, menanyakan berbagai hal tentang barang tersebut, atau membayar belanjaan kita maka ‘dia dan hanya dialah’ orang kita temui. Kadang saya berpikir, jangan-jangan orang tersebut merangkap pemilik toko. Pernah juga kantor mengadakan acara ‘farewell party’ untuk salah satu dosen senior yang akan pensiun. Seperti umumnya mahasiswa lainnya, yang pertama kali kita antisipasi adalah acara makan-makannya. Apalagi saat itu pegawai administrasi yang merangkap seksi acara mengatakan bahwa dia telah menyewa tenaga catering untuk menyiapkan makanan. Saat itu, makanannya memang tidak mengecewakan, berbagai jenis makanan berat, snack-snack, berbagai jenis minuman (including wine) tersedia dengan rapi di atas meja yang telah didekorasi dengan baik. Tapi yang membuat saya terkagum-kagum, pegawai catering yang melayani kita semua saat itu, hanyalah satu orang. Memang ada ciri khas dari acara makan-makan di sini, semua peralatan makan, selalu disposable (sekali pakai). Sedikit banyak ini memudahkan pegawai untuk membersikan segala sesuatunya (just put it in the rubbish bin). Bahkan, masing-masing tamu sebenarnya sudah sangat cekatan memasukkan semua piring, gelas, sendok dan garpu bekas pakainya ke tempai sampah yang disediakan.

Selain efisiensi, focus dari pekerjaan adalah kualitas dan service excellence. Tidak diragukan lagi, Australia menerapkan standar yang sangat tinggi dalam kehidupan masyarakatnya. Contoh yang sangat dekat dengan saya adalah standar keselamatan (safety procedure) di tempat kerja. Ada tahapan/prosedur kerja yang harus kita lewati saat ingin menjalankan eksperimen di laboratorium. Ini mencakup menuliskan prosedur kerja, membuat daftar zat yang dipakai berikut potensi bahaya dari masing-masing zat dan P3K apabila sesuatu tidak berjalan sebagai mana mestinya. Jas lab, goggle (safety glasses), sarung tangan sekali pakai, menjadi peralatan standar yang tidak boleh terlewati. Tissue untuk gelas kimia, tissue untuk melap meja, dan tissue untuk melap tangan, semuanya tersedia dan disposable (tidak boleh berkali-kali pakai). Kadang saya berpikir, kalo standar yang sama ingin diterapkan di Indonesia, maka dana penelitian yang kita peroleh mungkin akan habis hanya untuk menyiapkan perangkat-perangkat pendamping ini.

Sistem yang sudah tertata, standar gaji dan standar kehidupan yang tinggi, merupakan factor penunjang yang menjamin warganya dapat hidup normal dan layak. Pada akhirnya, warga Australia hanya tinggal memilih satu perannya di masyarakat dan kemudian bekerja dengan sebaik mungkin, maka semua kebutuhan untuk ‘hidup sangat layak’ secara otomatis akan terpenuhi.

Just another sharing.. ( GL. 2010)

Sunday, April 25, 2010

Homestay

Oleh: Herli Salim
Mediator Sister School

Homestay berasal dari dua kata “home” dan “stay”. Secara harfiah artinya “tinggal/menetap di rumah”, dalam kegiatan sister school hal ini bermakna tinggal bersama dalam kurun waktu tertentu di rumah keluarga Australia. Dengan menjalani homestay anda akan mengalami secara langsung bersentuhan dengan budaya Australia, sehingga anda akan mengasah kemampuan komunikasi dalam bahasa Inggris dan meningkatkan pemahaman kebudayaan Australia. Dalam kegiatan sister school biasanya sekolah Australia sudah memiliki keluarga yang menyatakan kesiapan untuk menerima siswa Indonesia untuk tinggal bersama keluarganya, keluarga ini dinamakan “host family”. Guru Australia akan memasangkan (pairing) anda dengan siswa Australia. Kriteria pemasangan sangat baik bila sudah ada hubungan korespondesi sebelumnya, bila tidak sepenuhnya akan ditentukan oleh guru Australia. Selama anda melakukan pertukaran pelajar anda akan membayangi (shadowing) siswa Australia. Berangkat ke sekolah, belajar di kelas dan dan pulang dari sekolah bareng dengan pasangan anda. Anda akan tinggal di host family yang tentu saja memiliki budaya yang berbeda dengan kebiasaan keluarga anda di Indonesia. Ada beberapa hal yang hendaknya dapat menjadi pegangan supaya tidak terjadi salah paham.

Kemandirian

Siswa peserta sister school hendaknya mandiri. Ketika anda tinggal homestay buang jauh-jauh kebiasaan anda jadi anak mamih, yang segalanya bisa selesai dengan berteriak memanggil pembantu: Bibi…! Maka semua keperluan anda akan segera siap. Kemandirian ditunjukan dalam hal menyiapkan kepentingan sendiri seperti menyiapkan makan, cuci piring, atau bila makan malam dan host family masak maka anda harus menawarkan diri untuk ikut membantu karena pada umumnya keluarga di Australia tidak terbiasa mempekerjakan pembantu rumah tangga. Anda harus pro-aktif dan oleh karenanya mesti bertanya pada host family: “What can I do for you, madam?” “ Do you need help?” “Do you need a hand?”. Atau bila makan pagi: “How can I prepare my meal?” Selesai makan jangan lupa cuci piring, syukur-syukur kalau anda mau bantu nyuci peralatan dapur. Bangun tidur mesti segera rapihkan tempat tidur. Kalau anda merasa bangun lebih awal karena harus solat subuh maka hendaknya anda tidak ribut sehingga bisa membangunkan anggota keluarga.

Hemat Air

Di Kota Melbourne sedang diterapkan hemat air (water restriction). Saat ini sudah stage 4a artinya air tidak bisa dipakai untuk mencuci mobil dan menyiram taman sembarangan. Tanaman disiram dalm waktu tertentu, malah ada jadwalnya. Bila anda mandi jangan berlama-lama di shower, efektifkan dalam penggunaan air, mandi yang cepat biasanya cukup 5 menit saja. Orang Indonesia terkenal boros dalam menggunakan air. Bila anda berwudlu anda juga harus tampak elegan, untuk menujukan hal itu jangan sampai mengangkat kaki masuk wastafel. Cukup kaki diusap saja pakai tangan yang sudah dibasuh air. Usahakan juga jangan banyak ciparatan air di lantai. Gunakan tissue untuk mengeringkan air tersebut. Penggunaan toilet seat juga jangan sampai banyak cipratan air ke lantai gunakan yang sebersih dan sebaik mungkin. Usahakan toilet selalu kering dan bersih setelah anda gunakan. Keluar kamar mandi harus sopan, berpakaian rapih. Jangan sampai anda keluar kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang anda lilitkan di pinggang. Aduh…porno deh!

Cenderamata

Orang Australia senang juga diberi cenderamata. Apalagi yang sesuai dengan kegemaran mereka. Rata-rata mereka senang terhadap corak etnik atau yang asli Indonesia. Bahan seperti taplak meja, bed cover, batik, kain kebaya yang berkualitas tinggi sangat mereka sukai. Atau cenderamata yang bergaya anak muda seperti kaos , topi, pulpen, yang khas etnik Indonesia. Cenderamata berunsur kain mudah membawanya karena packingnya gampang. Imigrasi akan menolak souvenir yang terbuat dari unsur kayu atau kulit karena dianggap membawa potensi penyakit yang bisa merusak alam Australia. Bila mau membawa souvenir yang mengandung unsur ini anda harus isi “declaration form” (form deklarasi) di pesawat sebelum anda mendarat dan di bandara anda masuk jalur “declaration” nanti barang tersebut akan diperiksa oleh petugas imigrasi. Cenderamata dapat anda berikan ke host family dan ke teman anda ketika anda tiba di rumah atau ketika anda melakukan perpisahan.

Kegiatan host family

Bila host family ada kegiatan piknik dan mereka mengajak anda, maka jangan menolak. Bahkan lakukan loby kepada teman pasangan Australia anda / anak host family, kalau-kalau anda mesti sharing dalam pembiayaan. Bila host family berkebun anda juga ada baiknya membantu sambil mengakrabkan diri berkebun ala Australia. Pokoknya anda harus aktif. Biasanya anda pergi dan pulang sekolah dijemput bareng dengan anak host family. Oleh karena anda yang ikut ke mobil mereka maka anda yang harus sigap cepat masuk mobil. Jangan anda yang ikut tapi host family malah lama menunggu anda. Bila tidak ada jemputan maka anda harus siap membeli karcis Metcard atau Myki . Silakan tanya pada pasangan anda mengenai hal ini. Jadi anda mesti mengembangkan etika sensitive: apa yang membuat host family bisa senang ke anda atau anda mesti ngerti perasaan mereka tanpa mereka harus mengatakan pada anda. Ingat lho, anda itu duta bangsa!

Dimanapun anda ditempatkan oleh guru Australia maka harus anda terima dengan rela hati. Alam dan tata cara hidup Australia sangat berbeda dengan Indonesia. Apapun yang anda temukan harus anda maknai secara bijaksana bahwa untuk hal itulah anda melakukan home stay dan anda mesti memetik hikmah tertinggi dari kegiatan ini (HS. 2010).

Thursday, February 18, 2010

Persiapan bila mau ke Australia



Persiapan bila mau ke Australia

Tulisan ini akan memfasiltasi sekolah yang berniat untuk mengirim siswanya ke Australia. Semua yang dibahas di artikel ini adalah hal-hal yang seyogyanya dapat anda siapkan di Indonesia, terutama menjelang kebeberangkatan anda. Banyak hal yang mesti disiapkan namun tulisan ini hanya mau membahas yang essensial saja. Hal ini akan meliputi komitmen kegiatan, pembuatan paspor, pelaporan ke Sekertariat Negara/Diknas Jakarta, pemesanan tiket, dan persiapan keberangakatan.

Komitmen Kegiatan

Sekolah Indonesia yang saat ini sedang menjalin atau sudah ada kontak dengan sekolah Australia dapat memenuhi kriteria untuk melakukan persiapan students exchange /pertukaran pelajar dan bisa melakukan persiapan keberangkatan ke Australia. Keberangkatan ke Australia merupakan kegiatan belajar bukan piknik atau tour. Para peserta akan ditempatkan di rumah orang tua siswa Australia (Host family). Bilamana tidak terdapat host family, maka peserta hendaknya menyiapkan diri untuk tinggal di hotel/hostel/apartemen. Selama berada di Australia, mereka akan belajar di sekolah Australia dengan cara membayangi siswa Australia (shadowing).

Orang Australia pada umumnya sangat memegang teguh komitmen (janji). Janji mereka adalah sesuatu yang harus mereka bela dengan sekuat tenaga untuk dikerjakan. Misalnya, bila mereka mau menyatakan akan datang ke Indonesia saat liburan, maka secara perlahan-lahan mereka berpikir dan bertindak dan menyiapkan diri supaya janji mereka itu bisa dilakukan. Mereka tidak mengenal perubahan yang mendadak karena ada sesuatu yang lebih penting (kecuali ada post major/kejadian bencana). Apalagi sampai membatalkan janji mereka. Bagi mereka sesuatu yang datang belakangan setelah janji mereka, maka akan mereka tolak, atau mereka akan mengurutkan hal itu. Bagi kebanyakan orang Australia tidak ada yang namanya last minute change (perubahan mendadak). Semuanya, serba terencana dan dikerjakan secara bertahap. Nah, bagaimana dengan orang Indonesia? Tentu, anda harus menyiapkan diri dan menyesuaikan mental anda seserasi mungkin dengan mereka.

Komitmen yang harus anda katakan ke orang Australia adalah: kapan anda mau datang ke Australia? Karena ini acara students exchange, kedatangan anda harus saat ada pembelajaran di Australia. Kedatangan anda biasanya dimanfaatkan untuk melatih siswa Australia sebelum mereka ujian lisan Bahasa Indonesia. Sistem periode belajar di Australia berdasarkan term. Satu term sama dengan tiga bulan masa belajar. Jadi satu tahun akademik/pelajaran ada empat term. Berikut ini pembagian term di Australia:

Term 1: 2 February – 3 April

Term 2: 20 April – 26 Juni

Term 3: 13 Juli – 18 September

Term 4: 5 Oktober – 18 Desember

Lebih lanjut tentang hal ini silakan baca:http://smansarob.blogspot.com/2009_05_01_archive.html

Jadi, anda mesti menentuklan kapan (term berapa anda akan datang ke Australia?).

Pembuatan Paspor

Paspor merupakan KTP atau tanda pengenal bagi orang yang berpergian secara internasional. Anda bisa membuat paspor di Kantor Imigrasi Indonesia terdekat. Silakan anda mulai mencari dimana hal itu ? Ada dua jenis paspor: dinas(warna biru) dan bukan dinas(warna hijau). Paspor dinas biasanya biayanya lebih murah, sedangkan paspor non dinas ada tarifnya. Untuk bisa membuat paspor dinas biasanya harus ada dokumen resmi, misalnya surat undangan dari Australia atau surat tugas dari sekolah atau dari departemen pendidikan setempat. Paspor dinas tidak dikenakan biaya oleh keduataan Australia ketika mengajukan visa, sedangkan paspor non dinas anda harus membayar sesuai ketentuan mereka. Paspor dinas tidak membayar biaya fiskal karena anda melakukan tugas dari Negara, untuk itu usahakan memiliki keterangan bebas fiskal dari Setneg via Diknas Jakarta. Paspor hijau anda mesti bayar biaya fiskal kecuali anda punya kartu Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Pembuatan paspor perlu waktu sekitar satu bulan, juga pengajuan visa perlu waktu sebulan. Pengajuan visa baru bisa dilakukan bila paspor sudah ada. Nah, kan betul… semua perlu jenjang waktu. Tidak bisa main dadakan!

Pelaporan ke Sekertariat Negara/Diknas Jakarta

Seperti sudah dikatatakan di atas, anda sebaiknya menggunakan paspor dinas saja. Biaya lebih hemat dan ini kegiatan formal sekolah. Anda mesti lapor ke Setneg/ Diknas Jakarta. Hubungi Biro Kerjasama Luar Negeri Diknas di Senayan Jakarta. Mengurus surat ke kantor ini perlu tenaga ekstra dan biaya. Anda mesti harus siap cape, stress bulak-balik mengecek, makanya mesti jauh hari. Perlu waktu yang cukup. Jangan mendadak. Sebaiknya anda sudah punya tanggal kapan ke Australia, sehingga sekolah Australia bisa segera membuatkan undangan untuk anda. Undangan ini akan sangat bermanfaat baik untuk ke Setneg maupun ke Kedutaan Australia ketika anda mengajukan visa. Visa atau surat ijin masuk ke Negara tertentu diberikan oleh kedutaan bila anda memiliki dokumen perjalanan yang lengkap, resmi, dan bertujuan. Khusus untuk masuk Australia undangan sekolah Australia akan sangat bernilai dan terpercaya sekali di mata Kedutaan Australia. Ini bahkan akan melancarkan pembuatan visa anda!

Pemesanan tiket

Pemesanan tiket mesti juga diselenggarakan sejak awal. Anda bisa menghubungi travel agen/biro perjalanan. Tanyalah kapan penerbangan lagi sepi (low season) sehingga tiket jadi murah. Ini biasanya saat bukan libur. Lihat pembagian term di atas. Hindari pemesanan tiket saat libur (peak season) karena harga tiket akan mahal. Anda bisa terbang langsung ke Melbourne bila menggunakan Garuda Indonesia Airways, atau ada ada juga Garuda yang ke Melbourne via Denpasar/Bali. Sebaiknya, pesanlah tiket yang penrbangan langsung (direct flight) Jakarta – Melbourne. Pesan dan lihat-lihat dulu ke biro perjalanan boleh-boleh aja. Anda re-booking /pesan ulang bila anda belum dapat visa. Lagi-lagi mesti sejak awal ajukan visa jangan mepet. Bisa stress!

Persiapan keberangakatan

Grup siswa yang akan berangkat hendaknya sudah diberi arahan oleh sekolah. Apa dan bagaimana hidup di Australia sebagai duta bangsa. Apa yang boleh dan tidak boleh. Ini diberikan hendaknya jauh hari sebelum keberangkatan ke Australia. Bahkan sebaiknya para siswa berlatih diri kesenian/ tarian/ untuk dipentaskan di Australia. Persiapan yang harus dilakukan secara pribadi adalah: ada dua tas. Satu tas akan masuk ke bagasi pesawat. Berat tas ini maksimal 20 kg. Berilah label pada tas ini: nama, dan alamat anda di Australia (gunakan alamat Konsulat RI di Melbourne). Satu tas lagi akan anda bawa ke kabin pesawat. Tas ini akan disimpan dekat tempat duduk anda di kabin. pesawat. Taruhlah barang pribadi yang mau anda pakai di tas ini. Tapi jangan bawa barang cairan, silet, gunting, cutter dll. Ini dilarang!!! Berat tas ini maksimal 8 kg. Jangan lupa siapkan map dokumen dan alat tulis di tas ini. Anda akan banyak menggunakan pulpen untuk pengisian dokumen selama dalam perjalanan. Anda sudah seharusnya selalu taat pada pimpinan rombongan. Anda tidak disiplin maka rombongan akan kena akibatnya, bahkan penerbangan akan kena akibat kelakukan anda. Sebaiknya tas kabin anda beri identitas juga. Hal ini untuk memudahkan identifikasi.

Nah, itu hal yang prinsip dan esensial. Hal lain yang lebih rinci dapat berhubungan dengan Guru Koordinator anda atau email saya di: herli_slm@yahoo.com.

Selamat merencanakan kegiatan, semoga lancar dan kesampaian, semoga selamat ketika berangkat begitupun ketika pulangnya. Yes !!! ( Kiriman: Herli Salim-Mediatior)



Computer Forensics