Saturday, February 21, 2009

Juknis Sister School Relationships


Pedoman Inisiatif Kerja Sama Pendidikan ( Sister School Relationships) antara Sekolah Indonesia dengan sekolah Melbourne, Australia.

Oleh: Herli Salim - Kandidat Doktor, Deakin University, Melbourne, Australia

Rasional
Berdasarkan pada UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa hendaknya terdapat paling tidak satu sekolah di satu daerah yang memenuhi standar internasional. Untuk memperkuat kemandirian daerah diamanatkan bahwa daerah dapat menjalin hubungan internasional (Undang-Undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah). Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 30/2007 tentang standar pendidikan nasional mengarahkan sekolah menuju taraf internasional. Sementara itu BNSP ( Badan Nasional Standar Pendidikan) dibentuk untuk mendorong upaya peningkatan kualitas sekolah nasional supaya dapat setara dengan dunia internasional sehingga dapat mempertinggi kualitas lulusan. Pembentukan Provinsi Banten juga mensyaratkan pendidikan sebagai jembatan untuk menuju kesejahteraan masyarakat Banten (UU No. 23 tahun 2000). Semua perundang-undangan ini menstimulir upaya sekolah untuk sesegera mungkin mempercepat pertumbuhan kualitas pendidikan untuk memenuhi standar pendidikan baik nasional maupun internasional.


Inisiatif kerjasama sekolah dengan sekolah antara Indonesia dan Australia sangat dianjurkan sesama negara OECD dan UNICEF. Kedua organisasi dunia tersebut sangat menganjurkan adanya 'mutual benefit relationship' antara sesama negara anggota badan dunia tersebut sehingga dari interaksi itu akan tercipta networking pendidikan dan terciptanya tatanan pendidikan yang saling mengisi.

Kini telah sampai pada saat yang kondusif untuk menciptakan kerjasama pendidikan antara Indonesia dan Australia. Upaya ini mendapatkan momentumnya karena upaya yang dilakukan oleh Drs. H. Herli Salim, M.Ed., dosen Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang dan mahasiswa program doktor Deakin University yang sedang berada di Australia untuk kepentingan studinya. Dia bekerja sama dengan koleganya berkebangsaan Australia, yaitu Dr. Peter Waterworth, konsultan akhli pendidikan, dan masyarakat pendidikan Kota dan Kabupaten Serang sudah lama mengenalnya sebagai pembicara pada beberapa seminar pendidikan.

Sementara itu, pada era pemerintahan buruh Australia, Perdana Menteri Australia-H.E. Mr. Kevin Rudd menyatakan kembali pentingnya menjalin persahabatan dengan negara tetangga serta untuk mempelajari bahasa Asia termasuk bahasa Indonesia. Sekarang ini, publik pendidikan Australia kembali bergairah untuk mempelajari bahasa Indonesia. Dari sinilah tumbuhnya minat jalinan kerjasama antara Weeroona College Melbourne dengan SMA Negeri Ciputat 2 Tangerang. Kerjasama ini dapat menguntungkan kedua belah pihak: SMA Negeri Ciputat 2 dapat menstandarkan lembaganya ke tingkat internasional dan para siswanya memilki kesempatan untuk belajar bahasa Inggeris, dan para siswa Weeroona College memperoleh mitra untuk lebih memperdalam bahasa Indonesia. Bila rintisan kerjasama pendidikan diantara kedua sekolah ini sudah mapan maka dapat ditingkatkan pada elemen kerjasama pendidikan yang lebih luas.

Mempertimbangkan hal tersebut diatas, maka sudah sampai pada saatnya terdapat suatu pedoman kerjasama pendidikan (sister school) bagi sekolah Indonesia untuk menjaga dan meningkatkan momentum kerjasama pendidikan yang telah ada. Hal ini dapat tercipta dengan cara terus-terusan memunculkan inisiatif kegiatan yang dapat meningkatkan kualitas hubungan kerjsama yang menciptakan manfaat bagi kedua belah pihak.

Bentuk
Kerja sama SMA Negeri Ciputat 2, Tangerang dengan Weeroona Collge, Bendigo, Melbourne sedang terus diupayakan dan hendaknya SMA Negeri Ciputat 2 senantiasa terus-terusan menjaga dan menumbuhkan kesinambungan momentum ini. Kemungkinan kerjasama pendidikan akan dalam bentuk sebagai berikut:
• Siswa dengan siswa ( students exchange). Hal ini bisa dilakukan dengan cara home stay dan shadowing. Siswa dari kedua negara menetap di rumah baik yg dari Ciputat 2 maupun yg dari Weeroona. Siswa Ciputat 2 dapat belajar bahasa Inggeris, komputer, pertukangan, dll di Weeroona. Siswa Weeroona dapat belajar kesenian lokal , bahasa Indonesia, tari tradisional di Ciputat.
• Staf dengan staf, (Staf exchange) staf Nepal mempelajari adminsitrasi pendidikan yang terdapat di Weeroona College untuk mengoptimalkan daya dukung manajemen pembelajaran yang berbasiskan manajemen modern dan bersandar pada penggunaan teknologi informasi.
• Guru dengan guru ( teachers exchange) Hal ini bisa dilakukan pertukaran pengajar antara kedua sekolah untuk kurun waktu tertentu, bidang studi bahasa Inggeris,bahasa Indonesia, kesenian, tarian, pendidikan, dll.
• Kepala sekolah dengan kepala sekolah( principals exchange), masing-masing kepala sekolah bisa saling berkunjung dan bertukar pikiran dalam upaya mengembangkan agenda kerjasama dan mendiskusikan pengembangan manajemen pendidikan yg berbasis internet, pembuatan proyek pendidikan bersama yang didanai oleh badan dunia atau negara masing-masing.

Cara Mengerjakan
1. Ciputat 2 selalu mengupayakan terciptanya jalinan korespondensi dengan Weeroona College. Hal ini dimulai dengan korespondensi antara kepala sekolah dengan kepala sekolah, guru dengan guru, staf dengan staf, dan siswa dengan siswa.
2. Ciputat 2 selalu berupaya untuk menciptakan kontak rutin untuk memunculkan gagasan acara bersama baik di Indonesia maupun di Australia.
3. Ciputat 2 mengusulkan pembuatan web site bersama yg diisi oleh kedua belah pihak. Untuk langkah awal setiap lembaga hendaknya mengintensifkan untuk saling berkirim email, surat via pos, untuk membicarakan segala jenis kegiatan yang mungkin dapat dikerjakan oleh kedua belah pihak.
4. Nepal dapat membuat nota kesepahaman (MOU) dengan Weeroona College. Isi MOU itu merupakan bentuk-bentuk kerjasama pendidikan diantara kedua sekolah , untuk ini perlu adaya diskusi yang serius dan intensif dari kedua belah pihak. Inilah merupakan titik awal perlu adanya kunjungan antar sekolah.
5. Ciputat 2 mengadakan kunjungan ke Weeroona College untuk melihat potensi langsung Weeroona College dan guna mematapkan kerjasama dalam bentuk yang lebih formal yakni penandatanganan MOU untuk menyelenggarakan sister school relationships.
6. Ciputat 2 hendaknya mulai merintis suatu jalinan kerjasama dengan orang tua murid untuk menitipkan para siswa Weeroona College di rumah – rumah orang tua siswa yang bersedia untuk dijadikan homestay. Hal ini untuk mempersiapkan, apabila siswa Weeroona College berkunjung ke Ciputat.
7. Ciputat 2 dan Weeroona dapat saling membantu untuk menyediakan bahan ajar pelajaran dan hal ini merupakan bantuan hibah (gratis). Bantuan pelajaran ini dapat dalam bentuk: buku,majalah,komik, koran, novel, CD lagu/film, DVD lagu/film dalam bahasa Indonesia dan Inggeris. Pemanfaatan barang bekas tapi masih berkualitas akan sangat membantu terselenggaranya program ini.

Penutup
Kegiatan upaya sister school ini akan terselenggara dengan baik bilamana terdapat mediator sekolah baik di Indonesia maupun Australia. Mediator mempunyai tugas mengkomunikasikan dan selalu mengingatkan sekolah apabila sekolah menunjukan indikasi penurunan intensitas hubungan; terdapat keinginan yang kuat dari kedua belah pihak untuk selalu menjalin kerjasama pendidikan - untuk hal ini hendaknya dibentuk panitia kerja; selalu memanfaatkan momentum hubungan kondusif diantara kedua negara. (HS, 2009).

Acara Bu Robyn Elmi di Ciputat 2


Bu Robyn Elmi akan datang Senin, 6 April, Pak Dedi sudah menyatakan kesiapannya untuk menjemputnya ke Bandara Cengkareng dan mengantarkannya ke hotel. Selasa, 7 April Panitia Ciputat 2 selenggarakan dinner untuk Bu Robyn sambil membicarakan dan mantapkan acara. Rabu, 8 April meninjau dan mengadakan acara di Ciputat. Tema acara tentang prospek persahabatan Weerona dan Ciputat 2. Kamis, 9 April melihat pelaksanaan pemilu/ acara sendiri, dari tanggal 9- 11 April acara sendiri Bu Robyn. Senin, 12 April acara lanjutan di Ciputat 2 dengan spesifikasi membina para siswa Ciputat 2 untuk belajar bahasa Inggeris. Selasa, 13 April Bu Robyn berangkat ke Bali dan pulang ke Australia. Mohon dibentuk Panitia Acara Penyambutan dan blog ini bisa dijadikan media bagi persiapan acara tersebut. Acara ini masih dalam perencanaan dan dapat berubah sewaktu-waktu ( Posted by HS 2009)

History of Ciputat 2 - Weeroona Friendships


An intention has been established to create educational friendship and linkage between SMA Negeri Ciputat 2 Tangerang and Weeroona College, Bendigo, Melbourne. An initial initiative was convened by Bapak Herli Salim, educator from Serang who is also a doctorate student at Deakin University and mediator for Indonesian Schools. He went to Weeroona College, on behalf of SMA Negeri Ciputat 2 Tangerang. This initiative is a further development and incorporation with another school in Tangerang Regency. Formerly, in that school, Pak Dedi Rafidi was the school principal. He has just moved to become school principal at SMA Negeri Ciputat 2 Tangerang and wishes to extend his idea as he was developed in the previous school. Pak Herli Salim works with Dr. Peter Waterworth, an Australian and formerly of Deakin University lecturer. A number of outcomes were agreed upon at the meeting.




Cooperation
The two schools are well suited to explore positive educational links and are both keen to continue to investigate the nature of the cooperation that can be set in place. The linkages could initially focus on language learning and could assist Australian students to learn Indonesian and Indonesian students learn English. The objectives of the linkages should be further developed. Peter and Herli agreed to explore the kinds of objectives that may be appropriate or that have been used at other schools with educational links or Memoranda of Understanding.

Formal or Informal Agreement
It is necessary to determine the type of educational linkage desired by each school and required by educational or government agencies depending upon the cooperative activities envisaged. For example, a Memorandum of Understanding may be required by Indonesian authorities to approve any educational tour or funding. Such factors need to be confirmed. Any Memorandum of Understanding would need to be confirmed and endorsed by the School Councils at both schools.

Contact
Contact between the two schools should start as soon as possible by email and post so that information about each school may be exchanged and possible cooperative activities be discussed. It was encouraged that Weeroona and Ciputat 2 start to contact by emails or mails to build relationships. Any expression of interest please send via relmi@bigpond.net.au (Ms. Robyn Elmi, Weeroona Indonesian Teacher) or herli_slm@yahoo.com ( Pak Herli Salim) (Posted by: HS 2009).

Computer Forensics